Danau Toba



Dahulu kala, hiduplah seorang anak yatim piatu yang miskin di sebuah lembah yang subur. Sehari-hari ia menghidupi dirinya dengan bertani dan memancing di sungai yang tidak jauh dari rumahnya. Hasil panen bertani dan memancing dijadikan lauk pauk makanannya. Selama ini dia mudah mendapatkan ikan di sungai.


Suatu sore, setelah kembali dari ladang, dia pergi memancing di sungai. Setelah lama memancing, dia tidak bisa menangkap ikan. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Dan kemudian dia menggulung umpannya dan pulang. Anehnya saat joran ditarik, tiba-tiba ada ikan yang menangkap umpannya. Dia senang ketika dia melihat ikan mas yang sangat cantik tergantung di umpan. Pemuda itu bergegas pulang untuk memasak ikan.


Di rumah, pria itu meletakkan ikan mas di suatu tempat dan segera menyiapkan kayu bakar untuk memasak. Kayu bakarnya habis dan dia segera keluar untuk mengambil kayu bakar di halaman belakang rumahnya. Setelah mengambil beberapa potong kayu bakar ia kembali ke dapur untuk memasak.


Pemuda itu terkejut ketika menemukan ikan mas itu telah pergi. Anehnya di dekat tempat ikan mas itu bertelur, dia menemukan beberapa keping emas. Pemuda itu bingung lalu masuk ke dalam kamarnya. Pemuda itu sangat terkejut ketika melihat seorang wanita cantik di kamarnya.


"Siapa kamu, hai wanita cantik? Dari mana asalmu? Mengapa kamu ada di rumahku?" tanya petani heran.


"Saya adalah ikan mas Anda dan koin emas di atas meja adalah perwujudan dari sisik saya." Jawab wanita cantik itu.


"Maukah kamu menjadi istriku hai wanita cantik?" Tanya pemuda itu malu-malu.


Wanita itu menunduk dan terdiam sejenak, lalu berkata, "Baiklah, aku bersedia menjadi istrimu, tapi dengan satu syarat jangan mengungkit asalku, jelmaan ikan."


"Yah, aku menyetujui persyaratanmu." Kata petani itu sambil menganggukkan kepalanya.


Tak lama kemudian mereka juga menikah. Waktu berlalu begitu cepat untuk pasangan bahagia ini. Mereka memiliki seorang putra bernama Samosir. Setelah berusia 6 tahun, ia berubah menjadi anak yang sangat nakal dan sulit untuk dinasihati. Ibunya sering menyuruhnya mengantarkan beras ke ayahnya di sawah, tapi Samosir selalu menolak. Ibunya terpaksa mengantarkan beras untuk suaminya di ladang.


Suatu hari, seperti biasa, ibu Samosir menyuruhnya mengantarkan beras ke sawah. Awalnya dia tidak mau, tapi karena ibunya terus memaksa, akhirnya dia pergi ke sawah untuk mengantarkan beras itu kepada ayahnya.


Dalam perjalanan ke ladang, Samosir merasa lapar dan kemudian memakan bungkusan nasi itu sampai kosong. Samosir hanya menyisakan tulang ikan kemudian dibungkus kembali.


Sesampainya di sawah Samosir memberikan bingkisan itu kepada ayahnya. Karena sangat lapar, ayah Samosir langsung membuka bungkusan nasi tersebut. Mengetahui bungkusan itu hanya berisi tulang ikan, maka sang ayah memarahi Samosir.


“Samosir!, ada apa ini? Kenapa bungkusan itu hanya berisi tulang ikan? Sudah dimakan?”, teriak ayahnya.


"Maaf ayah, dalam perjalanan ke sini, aku merasa lapar, jadi aku memakan makananmu." Kata Samosir dengan ketakutan.


Sang ayah marah besar lalu menampar pipinya, dan mengatakan bahwa anaknya adalah anak ikan.


"Kau keterlaluan, anak ikan!"


Samosir menangis karena ayahnya menampar dan berlari kembali ke dalam rumah. Sesampainya di rumah, Samosir bertanya kepada ibunya apakah dia adalah anak ikan.


“Bu… benarkah yang dikatakan ayahku bahwa aku adalah anak ikannya?”


Sang ibu terkejut mendengar pertanyaannya. Dia menangis memeluk Samosir dan mengatakan bahwa ayahnya telah melanggar sumpahnya.


"Ayahmu melanggar sumpahnya dengan menceritakan asal usul ibumu. Sekarang aku harus kembali ke asalku."


Pada saat itu langit menjadi gelap, petir diikuti oleh hujan lebat. Samosir dan ibunya menghilang tanpa jejak, sementara di bekas tempat mereka berdiri menyembur air deras. Tidak lama kemudian, tempat itu tergenang air hingga membentuk sebuah danau. Sementara sang ayah tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, dia meninggal, tenggelam ke dalam danau.


Orang kemudian menyebut danau itu sebagai Danau Tuba. Sedangkan pulau kecil yang terletak di tengah danau disebut pulau Samosir.


Kata tuba berarti tidak tahu berterima kasih atau tidak ada imbalannya. Seiring waktu, orang secara bertahap menyebutnya sebagai Danau Toba.

Comments

Popular posts from this blog

Bawang Merah dan Bawang Putih

Batu Menangis

Putri Tujuh